“Dan hendaklah di antara kamu, ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, mengajak kepada kebaikan, dan mencegah dari kemungkaran. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Ali Imran:104)
Manusia makhluk yang tak luput dari salah dan lupa, karena itu harus ada di tengah-tengah mereka orang yang mau bermurah hati mengingatkan sesamanya dalam mengerjakan perintah Allah subhanahu wa ta`ala dan menjauhi segala larangan-Nya. Serta tidak membiarkan orang lain melakukan kesalahan dan penyimpangan (bid`ah) yang dapat menjerumuskannya ke dalam neraka, sebagaimana ia pun tidak ingin dirinya terjerumus ke dalamnya .
Saling mendakwahi adalah salah satu tugas setiap muslim, termasuk para nabi terdahulu yang juga mengemban tugas mulia ini. Dakwah sangat dibutuhkan oleh orang-orang di sekitar kita bahkan yang sudah memeluk agama Islam, sebagai pengingat untuk imannya dikala lengah. Dakwah juga ditujukan kepada orang-orang yang belum beragama Islam, sebagai seruan agar mereka mau berpindah dari status kafir menjadi seorang muslim.
Namun kebanyakan umat muslim ketika diminta untuk berdakwah, yang terbersit di benaknya adalah suatu hal yang sulit. Menurutnya dakwah itu hanya dilakukan dengan cara berpidato di atas mimbar, atau menyampaikan kajian di acara majlis ta`lim, atau mengadakan acara pesantren kilat yang membutuhkan banyak waktu dan biaya. Inilah gambaran yang salah mengenai dakwah.
Berdakwah dapat ditempuh dengan bermacam cara, dan tak harus dilakukan dengan ceramah. Sejatinya, berdakwah adalah melakukan amar ma`ruf nahi munkar, yaitu menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan. Ia tidak mengharuskan seseorang untuk pandai berbicara di depan umum. Yang terpenting adalah keberanian diri dalam menegakkan kebenaran, dan kepekaan diri ketika melihat kemaksiatan kemudian berusaha mencegahnya.
Sebelum mewaqafkan diri ke medan dakwah, alangkah baiknya kita membekali diri dengan akhlak terpuji, yang mencerminkan sifat seorang muslim yang pantas diteladani. Berdakwah juga tidak mungkin dilakukan tanpa memiliki bekal ilmu. Namun Rasulullaah sallallaahu `alaihi wasallam bersabda : “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari). Maka berdakwahlah sesuai kemampuan dan pengetahuan yang kita miliki.
Dakwah bisa diawali dengan kebaikan kecil, karena misi dakwah Islam adalah membawa pengaruh baik dikehidupan sehari-hari sesuai tuntunan syar`i. Mengajak tetangga untuk sholat berjamaah di masjid atau menegur tetangga agar tidak membuang sampah di sungai, juga termasuk ibadah dakwah.
Pengamalnya akan diberi pahala yang dapat berlipat ganda. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam hadist Rasulullah sallallaahu `alaihi wa sallam : "Barangsiapa yang mengajak kepada suatu kebaikan, maka dia memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia memperoleh dosa juga dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka."
Oleh karena itu, berdakwaklah untuk tujuan dan lingkup yang lebih luas. Berdakwahlah untuk kebaikan, keadilan, kesejahteraan, dan kecerdasan. Sebab dakwah tidak hanya berpusat di masjid-masjid, majlis ta`lim, atau pengajian, dan semacamnya. Tetapi dakwah harus mengalami persebaran. Dakwah harus tumbuh di seluruh lapisan masyarakat, juga di segala bidang komponennya, seperti budaya, politik, perdagangan, pendidikan, dan lain sebagainya. Dengan begitu in shaa Allah kehidupan umat Islam akan terarah, aman, sentosa, apabila umat Islam melaksanakan tugas dakwah dengan tulus dan penuh tanggung jawab.
Berdakwah untuk ibadah, bukan untuk mencari nafkah. Berdakwah di jalan Allah tidak menghasilkan keuntungan materi. Tetapi balasannya dijamin surga. Sebaliknya, apabila disebabkan adanya imbalan berbentuk uang baru kita mau berdakwah, maka bersiaplah dengan ancaman Allah subhaanahu wa ta`aala yang akan ditimpakan kepada penentang-Nya.
“Setelah mereka melupakan apa yang telah diperingatkan kepada mereka, kami selamatkan golongan kaum yang mencegah orang berbuat jahat (kemungkaran) , dan kami timpakan bagi orang-orang yang zalim berupa siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat fasiq.” (QS. al-A`raf:165)
Maka dari itu, kita harus selalu meluruskan niat untuk siap mengatasi setiap permasalahan umat, dan membantu mereka, disebabkan semakin banyak masyarakat yang butuh untuk didakwahi. Termasuk agar terhindar dari musuh-musuh umat muslim yang terbagi menjadi tiga golongan. Yang pertama setan, yang kedua kaum kafir, yang ketiga adalah kaum munafik. Keberadaan mereka sangat berbahaya bagi umat muslim. Mereka menyiapkan siasat licik untuk menjatuhkan Islam dan berusaha menjauhkan umat muslim dari agama dan syariat. Maka, yang harus kita lakukan adalah meneruskan jalan dakwah agar umat tidak terpengaruh tipu daya mereka.
Sungguh dakwah bukan sekedar ceramah. Dakwah pun tak harus menunggu diri kita hingga menjadi ulama. Dakwah bukan hanya tugas pak ustadz. Dakwah bukan saja program acara milik lembaga-lembaga atau ormas Islam tertentu. Dakwah tidak dilakukan oleh orang yang bergelar pak haji atau pak kyai saja. Karna tidak semua orang memilih profesi menjadi da`i, ustadz, atau guru. Maka, siapapun kita dan apapun pekerjaan kita, dakwah adalah tugas seluruh umat yang mengaku dirinya muslim.
Perlu diingat, bahwa niat seseorang yang tulus dalam berdakwah tidak selalu dipandang baik. Jalan tak selalu mulus, namun hambatan dan cobaan jangan sampai membuat kita lelah, enggan, atau takut dalam berdakwah . Sekecil apapun amalan kebaikan pasti Allah balas dengan pahala. Tugas kita hanya menunaikan kewajiban dalam menyampaikan kebenaran, selanjutnya bertawakkallah pada Yang Maha Kuasa, karena hidayah datang dari Allah subhaanahu wa ta`aala.
Semoga melalui tulisan singkat ini, kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya. Ya Allah, kami berlindung dari jauhnya hidayah-Mu, maka masukkanlah kami ke dalam golongan orang yang selamat, aamiin.
Oleh : Yasin Liem al-Hufaidz
Pemenang Pertama Edisi Karya Tulis Islami
STIBA ar-Raayah Putri
(QS. Ali Imran:104)
Manusia makhluk yang tak luput dari salah dan lupa, karena itu harus ada di tengah-tengah mereka orang yang mau bermurah hati mengingatkan sesamanya dalam mengerjakan perintah Allah subhanahu wa ta`ala dan menjauhi segala larangan-Nya. Serta tidak membiarkan orang lain melakukan kesalahan dan penyimpangan (bid`ah) yang dapat menjerumuskannya ke dalam neraka, sebagaimana ia pun tidak ingin dirinya terjerumus ke dalamnya .
Saling mendakwahi adalah salah satu tugas setiap muslim, termasuk para nabi terdahulu yang juga mengemban tugas mulia ini. Dakwah sangat dibutuhkan oleh orang-orang di sekitar kita bahkan yang sudah memeluk agama Islam, sebagai pengingat untuk imannya dikala lengah. Dakwah juga ditujukan kepada orang-orang yang belum beragama Islam, sebagai seruan agar mereka mau berpindah dari status kafir menjadi seorang muslim.
Namun kebanyakan umat muslim ketika diminta untuk berdakwah, yang terbersit di benaknya adalah suatu hal yang sulit. Menurutnya dakwah itu hanya dilakukan dengan cara berpidato di atas mimbar, atau menyampaikan kajian di acara majlis ta`lim, atau mengadakan acara pesantren kilat yang membutuhkan banyak waktu dan biaya. Inilah gambaran yang salah mengenai dakwah.
Berdakwah dapat ditempuh dengan bermacam cara, dan tak harus dilakukan dengan ceramah. Sejatinya, berdakwah adalah melakukan amar ma`ruf nahi munkar, yaitu menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan. Ia tidak mengharuskan seseorang untuk pandai berbicara di depan umum. Yang terpenting adalah keberanian diri dalam menegakkan kebenaran, dan kepekaan diri ketika melihat kemaksiatan kemudian berusaha mencegahnya.
Sebelum mewaqafkan diri ke medan dakwah, alangkah baiknya kita membekali diri dengan akhlak terpuji, yang mencerminkan sifat seorang muslim yang pantas diteladani. Berdakwah juga tidak mungkin dilakukan tanpa memiliki bekal ilmu. Namun Rasulullaah sallallaahu `alaihi wasallam bersabda : “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari). Maka berdakwahlah sesuai kemampuan dan pengetahuan yang kita miliki.
Dakwah bisa diawali dengan kebaikan kecil, karena misi dakwah Islam adalah membawa pengaruh baik dikehidupan sehari-hari sesuai tuntunan syar`i. Mengajak tetangga untuk sholat berjamaah di masjid atau menegur tetangga agar tidak membuang sampah di sungai, juga termasuk ibadah dakwah.
Pengamalnya akan diberi pahala yang dapat berlipat ganda. Sebagaimana yang telah diterangkan dalam hadist Rasulullah sallallaahu `alaihi wa sallam : "Barangsiapa yang mengajak kepada suatu kebaikan, maka dia memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia memperoleh dosa juga dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka."
Oleh karena itu, berdakwaklah untuk tujuan dan lingkup yang lebih luas. Berdakwahlah untuk kebaikan, keadilan, kesejahteraan, dan kecerdasan. Sebab dakwah tidak hanya berpusat di masjid-masjid, majlis ta`lim, atau pengajian, dan semacamnya. Tetapi dakwah harus mengalami persebaran. Dakwah harus tumbuh di seluruh lapisan masyarakat, juga di segala bidang komponennya, seperti budaya, politik, perdagangan, pendidikan, dan lain sebagainya. Dengan begitu in shaa Allah kehidupan umat Islam akan terarah, aman, sentosa, apabila umat Islam melaksanakan tugas dakwah dengan tulus dan penuh tanggung jawab.
Berdakwah untuk ibadah, bukan untuk mencari nafkah. Berdakwah di jalan Allah tidak menghasilkan keuntungan materi. Tetapi balasannya dijamin surga. Sebaliknya, apabila disebabkan adanya imbalan berbentuk uang baru kita mau berdakwah, maka bersiaplah dengan ancaman Allah subhaanahu wa ta`aala yang akan ditimpakan kepada penentang-Nya.
“Setelah mereka melupakan apa yang telah diperingatkan kepada mereka, kami selamatkan golongan kaum yang mencegah orang berbuat jahat (kemungkaran) , dan kami timpakan bagi orang-orang yang zalim berupa siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat fasiq.” (QS. al-A`raf:165)
Maka dari itu, kita harus selalu meluruskan niat untuk siap mengatasi setiap permasalahan umat, dan membantu mereka, disebabkan semakin banyak masyarakat yang butuh untuk didakwahi. Termasuk agar terhindar dari musuh-musuh umat muslim yang terbagi menjadi tiga golongan. Yang pertama setan, yang kedua kaum kafir, yang ketiga adalah kaum munafik. Keberadaan mereka sangat berbahaya bagi umat muslim. Mereka menyiapkan siasat licik untuk menjatuhkan Islam dan berusaha menjauhkan umat muslim dari agama dan syariat. Maka, yang harus kita lakukan adalah meneruskan jalan dakwah agar umat tidak terpengaruh tipu daya mereka.
Sungguh dakwah bukan sekedar ceramah. Dakwah pun tak harus menunggu diri kita hingga menjadi ulama. Dakwah bukan hanya tugas pak ustadz. Dakwah bukan saja program acara milik lembaga-lembaga atau ormas Islam tertentu. Dakwah tidak dilakukan oleh orang yang bergelar pak haji atau pak kyai saja. Karna tidak semua orang memilih profesi menjadi da`i, ustadz, atau guru. Maka, siapapun kita dan apapun pekerjaan kita, dakwah adalah tugas seluruh umat yang mengaku dirinya muslim.
Perlu diingat, bahwa niat seseorang yang tulus dalam berdakwah tidak selalu dipandang baik. Jalan tak selalu mulus, namun hambatan dan cobaan jangan sampai membuat kita lelah, enggan, atau takut dalam berdakwah . Sekecil apapun amalan kebaikan pasti Allah balas dengan pahala. Tugas kita hanya menunaikan kewajiban dalam menyampaikan kebenaran, selanjutnya bertawakkallah pada Yang Maha Kuasa, karena hidayah datang dari Allah subhaanahu wa ta`aala.
Semoga melalui tulisan singkat ini, kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya. Ya Allah, kami berlindung dari jauhnya hidayah-Mu, maka masukkanlah kami ke dalam golongan orang yang selamat, aamiin.
Oleh : Yasin Liem al-Hufaidz
Pemenang Pertama Edisi Karya Tulis Islami
STIBA ar-Raayah Putri
terimakasih atas dakwahnya
BalasHapusidnewsmedia